Jumat, 14 Maret 2014

Tahukah kamu apa makna di balik rukun Islam yang pertama?



Dua kalimat syahadat adalah rukun Islam nomor wahid, yang berbunyi “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Dua kalimat syahadat punya tiga makna, maknanya sebagai ikrar, sumpah, dan janji.

 Ikrar adalah suatu pernyataan seorang muslim tentang keyaninannya. Ikrar punya konsekuensi, tahu ndak apa konsekuensinya? Konsekuensi kita yang telah berikrar dua kalimat syahadat punya kewajiban  untuk menegakkan & memperjuangkan sesuatu yang diikrarkan.

Ikrar secara luas berhubungan dengan sesuatu yang diyakini oleh seorang muslim. Kalau kamu yakin akan nasihat “jodoh, rezeki, hidup, dan mati pasti bertemu” maka ada kewajiban kita juga atas itu, berusaha dan berjuang agar keyakinan kita itu tegak berdiri. Setuju gak? :)


Allah menjelaskan soal penting & kuatnya makna ikrar ini dalam Surat Ali Imrah [3] : 18, yang artinya: 


“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang yang berilmu yang memegakkan keadilan, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa Mahabijaksana.” (QS Ali Imran : 18)

Sumpah adalah pernyataan kesediaan menerima akibat & resiko apa pun dalam mengamalkan kalimat syahadat. Lantas bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap atas ini? muslim yang bersyahadat berarti siap & bertanggung jawab dalam menegakkan Islam. Pastinya sesuai dengan kemampuan masing-masing ya.

Mampunya kamu sampai dimana tidak dibatasi untuk berbuat atau beramal, cukup diyakini dengan amal kita adalah salah satu bagian kecil dari proses tegaknya Islam. Tak mengapa. Itu jauh lebih baik bingit ketimbang hanya kamu berpaku tangan toh. Sedikit demi sedikit lama-lama kan jadi bukit ya :)


Allah berkisah tentang syahadat yang bermaka sumpah di Surat Al-Munafiqun [63] : 1-2, yang artinya:


“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-Munafiqun : 1-2)

Janji atau perjanjian maksudnya adalah janji setia untuk mendengar & taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Coba kita bayangkan kalo kita udah janji sama ibu atau ayah deh, misalnya kita akan dapat nilai bagus di ujian nasional, apa yg biasanya kita lakukan? Dan apa biasanya yang kita rasakan kalo nggak kesampean janjinya? Terus yang kita dapat klo kita berhasil memenuhi janji kita apa?

Kita akan bersungguh-sungguh biasanya klo udah berjanji sama ibu & ayah, apapun itu. Ya gak?
Kita akan malu dan sedih biasanya klo kita belum berhasil. Ya gak?
Dan ayah ibu kan sangat senang klo kita berhasil, alih-alih bisa kasih hadiah buat kita. Betul gak? Begitu juga guys kita maknai janji kita ke Allah dalam kalimat syhadat, indah bukan? :)


Allah mengingatkan kita soal janji ini dalam surat Al-Ma’idah [5] : 7, yang artinya:


“Dan ingatlah akan karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya, yang telah diikatkan kepadamu, ketika kamu mengatakan, “Kami dengar dan kami menaati.” Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS Al-Ma’idah : 7)
 
Memang kalimat syahadat tidaklah terlihat seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Karena letaknya ada dalam hati kita. Tapi Allah slalu mengingatkan kita untuk bersyahadat setiap kali sholat fardu lima waktu. Indah betul jikalau Allah cinta kita karena kita cinta untuk mengamalkan rukun Islam kita yang pertama setiap saat dengan tiga makna di atas: Ikrar, Sumpah, dan Janji.