Jumat, 28 Agustus 2015

Umurnya Sudah 70 Tahun :'), Indonesiaku

Agak telat sih memang untuk memposting ini, tapi kata orang bijak kan tak ada kata terlambat untuk mencoba, ya kan sobat?! Ini tentang usia bangsa Indonesia yang sudah genap ke-70 tahun lho. Sadarkah kita bahwa usia tersebut bukan lagi usia yang bukan sebentar kawan? Bangsa kita sudah seharusnya mengalami fase dewasa kalau diibaratkan seorang manusia. Tapi tapi, ku jadi teringat pesan seorang teman, dewasa itu bukan perkara usia yang sudah matang atau bertambah, namun kepandaian kita dalam menemukan / menangkap hikmah dan pelajaran dalam setiap pengalaman yang dijumpai. Jadi, kalau manusia kan ada tuh yang usianya masih kecil atau belia, namun karena keadaan / kondisi dia sudah jauh lebih dewasa dari kawan-kawan seusianya. Supeeeer. Mungkin analogi ini juga berlaku ya dengan suatu bangsa. Bangsa Indonesia yang sudah menginjak usia yang ke-70 tahun ini memang sudah selayaknya menjadi bangsa yang dewasa kalau diukur dari usia kemerdekaannya, tapi sudah atau belumnya mengalami pendewasaan kita belum bisa memastikan. Menurutku, itu bergantung dengan setiap individu-individu yang menjadi warga negera pengisi kemerdekaan bangsa Indonesianya. Kalau kita sudah merasa cukup dewasa, ya sedikit banyak kita sudah membantu bangsa kita untuk selangkah lebih maju. Ya tidak? Orang bijak juga berkata, sekecil apapun perubahan / suatu perbaikan yang kita lakukan PASTI kelak akan ada manfaatnya (bermanfaat), ya sekecil apapun. Jadi, dengan blog ini aku megajak siapapun kamu yang sudah memiliki ataupun belum (karena belum cukup usia), mari kita semua lebih menghayati lagi perjuangan pahlawan-pahlawan kita dulu yang dengan suka rela mengorbankan banyak hal untuka merebut kemerdekaan yang sungguh teramat mahal harganya. Jadi jangan siakan masa-masa kita saat ini untuk turut mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat. Apapun itu. Sekian, MERDEKA !!! :))

Selasa, 27 Januari 2015

Menunggu pulang

Malam makin larut dan kami belum meninggalkan kantor. Masih ada urusan pribadi yang harus diselesaikan sesegera mungkin. Kata pak bos, jangan pernah menunda-nunda pekerjaan, apapun itu. Kata pak bos yang lainnya, lakukan pada kesematan pertama. Semuanya baik dalam nasihat. Malam makin larut dan kami masih berkutat dengan kertas2 dan tinta printer untuk sekedar mencetak naskah2 yang dianggap penting untuk sedikit banyak membuat kita terlihat pintar. malam semakin larut dan perut kami mulai keroncongan. hanya kue sagu yang menghampiri tenggorokan dan lanjut meluncur ke perut yang lapar. sampai disini, pada menit ke 59 kami putuskan untuk kembali pulang. Assalammu'alaiakum. PB1, 27 Januari 2015 #catatan

Kamis, 22 Januari 2015

Band Anak Negeri II



tujuh orang yang mempunyai kesamaan mimpi dan cita-cita, berkarya untuk bangsa dan negara dan agama yang suci. bersatu atas restu orang tua dan berdasarkan tekad menempa pendidikan setinggi mungkin. terpisahkan oleh jarak, namun tidak hati. terkadang saling melupakan, namun terkadang sangat merindukan. kami suka latihan dan penampilan yang prima.

Skenario Indonesia

Ini bukan apa-apa. Hanya pikiran-pikiran ku saja. Hanya renuangan-renungan ku saja. Sebagai warga negara yang (bisa dibilang) baik, aku suka ikut turut serta memikirkan nasib bangsaku ini. Mana tahu, nanti Allah akan tanyakan soal ini di akhirat kelak? "Pernahkan kamu memikirkan orang lain?" Supaya aku bisa menjawabnya, ya banyak-banyak lah bersimpati dan berempati kepada orang-orang. Toh, tiap manusia adalah sama di mata Allah. yang membedakan hanyanya ketakwaan dan keimanannya saja. Diluar itu semua sama. titik.


Akan kah Indonesia menjadi lebih baik? dan lebih baik baik lagi? Semoga.
 
Pilihan sekenario untuk negara Indonesia antara lain:

1.      Indonesia akan menjadi negara yang pernah ada dahulu kala yang hari ini telah dibaca dalam buku-buku sejarah atau dilihat dalam film-film dokumentar kenegaraan dunia, sebagai negeri yang elok, makmur, indah nan permai. Indonesia hanya menjadi cerita untuk anak-anak cucu dan tak pernah melihatnya kembali apalagi merasakan menjadi penduduknya.
2.      Indonesia menjadi negara yang hancur. Perang merajalela, pertikaian dalam perbedaan SARA, tindak kriminalitas melejit tinggi, kematian balita dan manusia sangat tinggi, kehidupan bebas dan penuh tindak kejahatan, tidak menadapatkan bantuan dari negara lain.
3.      Indonesia akan bengkit dari keterpurukan saat ini dan menjadi negeri yang dibanggai seluruh masayarakatnya, pendidikan merata, kemiskinan menurun tajam, perdamaian dimana-mana, dan dapat bersaing dengan negara-negara lain di bidang apapun.

Nggak terlalu kejam kan pilihan-pilihan skenarionya? hehe.

Jumat, 14 Maret 2014

Tahukah kamu apa makna di balik rukun Islam yang pertama?



Dua kalimat syahadat adalah rukun Islam nomor wahid, yang berbunyi “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Dua kalimat syahadat punya tiga makna, maknanya sebagai ikrar, sumpah, dan janji.

 Ikrar adalah suatu pernyataan seorang muslim tentang keyaninannya. Ikrar punya konsekuensi, tahu ndak apa konsekuensinya? Konsekuensi kita yang telah berikrar dua kalimat syahadat punya kewajiban  untuk menegakkan & memperjuangkan sesuatu yang diikrarkan.

Ikrar secara luas berhubungan dengan sesuatu yang diyakini oleh seorang muslim. Kalau kamu yakin akan nasihat “jodoh, rezeki, hidup, dan mati pasti bertemu” maka ada kewajiban kita juga atas itu, berusaha dan berjuang agar keyakinan kita itu tegak berdiri. Setuju gak? :)


Allah menjelaskan soal penting & kuatnya makna ikrar ini dalam Surat Ali Imrah [3] : 18, yang artinya: 


“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang yang berilmu yang memegakkan keadilan, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa Mahabijaksana.” (QS Ali Imran : 18)

Sumpah adalah pernyataan kesediaan menerima akibat & resiko apa pun dalam mengamalkan kalimat syahadat. Lantas bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap atas ini? muslim yang bersyahadat berarti siap & bertanggung jawab dalam menegakkan Islam. Pastinya sesuai dengan kemampuan masing-masing ya.

Mampunya kamu sampai dimana tidak dibatasi untuk berbuat atau beramal, cukup diyakini dengan amal kita adalah salah satu bagian kecil dari proses tegaknya Islam. Tak mengapa. Itu jauh lebih baik bingit ketimbang hanya kamu berpaku tangan toh. Sedikit demi sedikit lama-lama kan jadi bukit ya :)


Allah berkisah tentang syahadat yang bermaka sumpah di Surat Al-Munafiqun [63] : 1-2, yang artinya:


“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-Munafiqun : 1-2)

Janji atau perjanjian maksudnya adalah janji setia untuk mendengar & taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Coba kita bayangkan kalo kita udah janji sama ibu atau ayah deh, misalnya kita akan dapat nilai bagus di ujian nasional, apa yg biasanya kita lakukan? Dan apa biasanya yang kita rasakan kalo nggak kesampean janjinya? Terus yang kita dapat klo kita berhasil memenuhi janji kita apa?

Kita akan bersungguh-sungguh biasanya klo udah berjanji sama ibu & ayah, apapun itu. Ya gak?
Kita akan malu dan sedih biasanya klo kita belum berhasil. Ya gak?
Dan ayah ibu kan sangat senang klo kita berhasil, alih-alih bisa kasih hadiah buat kita. Betul gak? Begitu juga guys kita maknai janji kita ke Allah dalam kalimat syhadat, indah bukan? :)


Allah mengingatkan kita soal janji ini dalam surat Al-Ma’idah [5] : 7, yang artinya:


“Dan ingatlah akan karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya, yang telah diikatkan kepadamu, ketika kamu mengatakan, “Kami dengar dan kami menaati.” Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS Al-Ma’idah : 7)
 
Memang kalimat syahadat tidaklah terlihat seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Karena letaknya ada dalam hati kita. Tapi Allah slalu mengingatkan kita untuk bersyahadat setiap kali sholat fardu lima waktu. Indah betul jikalau Allah cinta kita karena kita cinta untuk mengamalkan rukun Islam kita yang pertama setiap saat dengan tiga makna di atas: Ikrar, Sumpah, dan Janji.